
Surabaya kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam inovasi pendidikan dengan mengintegrasikan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) sebagai kegiatan ekstrakurikuler resmi di sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama mulai tahun ajaran 2025/2026. Langkah ini bukan sekadar mengikuti tren, melainkan strategi visioner untuk membentuk generasi muda yang berprestasi dan melek digital.
Mobile Legends bukan hanya permainan; ia adalah platform yang mengajarkan kerja sama tim, strategi, komunikasi, dan pengambilan keputusan cepat. Dengan menjadikannya sebagai ekstrakurikuler, siswa tidak hanya bermain, tetapi juga belajar mengelola emosi, menghargai lawan, dan membangun karakter positif. Kegiatan ini sejalan dengan kurikulum kecerdasan buatan (AI) dan coding yang tengah dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menjadikan pembelajaran lebih relevan dengan perkembangan teknologi.
Untuk mendukung implementasi program ini, sebanyak 84 guru dari jenjang SD dan SMP di Surabaya telah mengikuti Workshop MLBB Teacher Ambassador yang digelar oleh Moonton Games Indonesia. Pelatihan ini bertujuan membekali guru dengan pemahaman tentang literasi digital dan kompetensi abad 21, serta bagaimana memanfaatkan gim sebagai media pembelajaran yang positif.
Dengan pendekatan yang tepat, Mobile Legends dapat menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan dunia teknologi dan industri kreatif kepada peserta didik secara relevan dan menarik. Pakar IT dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lukman Hakim, menilai bahwa dampak negatif dari permainan daring seperti MLBB lebih banyak muncul ketika tidak ada pendampingan dan edukasi yang tepat. Dengan menjadikannya sebagai ekstrakurikuler resmi, sekolah memiliki peluang besar untuk mengarahkan aktivitas bermain menjadi ruang pengembangan keterampilan seperti kerja tim, komunikasi, dan manajemen emosi.
Melalui kolaborasi antara pemerintah kota, Dinas Pendidikan, dan pengembang gim, Surabaya menunjukkan komitmennya dalam mengintegrasikan teknologi dan pendidikan untuk membentuk generasi muda yang adaptif dan berkarakter. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan bermain gim yang sehat dan edukatif, serta mendukung pengembangan karakter siswa.
Dengan demikian, Surabaya tidak hanya mengikuti arus digitalisasi, tetapi juga memimpin dengan memberikan contoh konkret bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk tujuan edukatif dan pengembangan karakter generasi muda.