
Pasar Saham Indonesia
Pada penutupan 5 Juni 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat di 7.113 poin, naik 0,63 % dari sesi sebelumnya—menandakan sentimen positif jangka pendek. Namun, para analis mengingatkan bahwa reli IHSG yang terlampau cepat berpotensi “kehabisan napas”: secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren bearish dan berisiko turun menembus level psikologis 6.000 dalam beberapa pekan ke depan jika kepastian kebijakan global belum jelas. Di sisi lain, optimisme juga muncul dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang menilai IHSG berpeluang menembus 8.000 sebelum akhir 2025, seiring perbaikan prospek ekonomi domestik dan aliran dana asing yang kembali masuk.
Emas
Emas masih menjadi aset safe-haven utama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hasil jajak pendapat Reuters memproyeksikan rata-rata harga emas berada di US $ 3.065 /oz sepanjang 2025, sebelum turun sedikit ke US $ 3.000 /oz pada 2026. Goldman Sachs bahkan memperbarui forecast-nya ke kisaran US $ 3.300–3.700 /oz, didorong oleh permintaan kuat dari bank sentral dan aliran modal besar ke ETF emas. Meskipun begitu, sejumlah sinyal teknikal menunjukkan kenaikan harga emas mungkin mulai kehilangan momentum jangka pendek, sehingga investor disarankan memantau rasio rumah beli/jual sebelum mengakumulasi posisi baru.
Bitcoin
Setelah menembus US $ 105.730 per BTC, Bitcoin terus menarik perhatian pelaku pasar. Perkiraan teknikal dari Changelly menunjukkan nilai Bitcoin berpotensi naik 11,7 % menjadi US $ 118.079 pada 7 Juli 2025. Lebih jauh, sejumlah analis di konferensi Crypto 2025 di Las Vegas memproyeksikan Bitcoin dapat menyentuh US $ 125.000 pada Juni ini, dan bahkan meroket ke kisaran US $ 150.000–200.000 menjelang akhir 2025, berkat integrasi lebih luas dalam portofolio institusi dan kebijakan pro-kripto di beberapa negara.
Konteks Makro dan Rekomendasi
Menurut OECD, kondisi ekonomi global saat ini dibayangi kenaikan hambatan perdagangan, ketatnya likuiditas, dan ketidakpastian kebijakan—semua berpotensi menekan laju pertumbuhan dan memperberat sentimen risiko di pasar keuangan. Di tengah peta risiko ini, strategi alokasi yang disarankan adalah:
- Saham: Pilih emiten defensif berfundamental kuat (seperti consumer staples dan BUMN) sambil menunggu konfirmasi pemantulan IHSG di atas 6.500.
- Emas: Pertahankan porsi sekitar 10–15 % dalam portofolio untuk lindung nilai, terutama jika geopolitik kembali memanas.
- Bitcoin: Batasi porsi di bawah 5 % karena volatilitas tinggi; manfaatkan momentum jangka menengah jika harga menembus resistance kunci di US $ 110.000.
Dengan memahami pergerakan masing-masing instrumen—dan selalu mencermati data makro serta kebijakan global—investor dapat merangkum peluang dan risiko di paruh kedua 2025.