
Jakarta, Sabtu (7 Juni 2025) – Dini hari tadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk akhir pekan ini. Awan-awan tebal yang berkumpul di Samudra Hindia sejak Jumat membawa kabar kurang menyenangkan: hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan melanda hampir seantero nusantara selama 7–8 Juni, berpotensi memicu banjir dan longsor di daerah-daerah rawan
Di Pulau Sumatera, sejak Aceh di ujung utara hingga Lampung di selatan, warga diminta bersiap-siap: sungai kecil bisa meluap, saluran air tersumbat dedaunan, dan jalan desa licin bagai kecap tumpah. Ke timur, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur akan diguyur hujan yang tak sekadar membasahi tanah, tapi juga mencabik-cabik rutinitas pagi hari. Bahkan Bali dan Nusa Tenggara—biasanya terik—akan merasakan dinginnya percikan air lebat yang datang tiba-tiba, seakan menegur kami yang masih menaruh sandal jepit di teras.
Kalimantan pun tak luput: mulai dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Utara, pepohonan rindang siap mengirim hujan deras ke bumi. Sulawesi—dengan garis pantai panjangnya—memasukkan empat provinsi, termasuk Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, ke dalam daftar waspada. Maluku dan Papua, yang barangkali mengira musim hujan sudah usai, akan kembali dirundung awan kelam yang menggulung di ufuk barat.
Menariknya, untuk hari ini BMKG belum menempatkan satu pun wilayah dalam status Siaga atau Awas, walau potensi gangguan cuaca cukup besar. Namun potensi angin kencang ditebar di Maluku dan Nusa Tenggara Timur—bayangkan pohon kelapa yang biasanya berdiri tegak, kini bisa tiba-tiba bergoyang kencang, memaksa kapal tradisional mengurung layar mereka di pelabuhan kecil.
Imbauan BMKG tegas: jangan sepelekan hujan yang “hanya” turun satu atau dua jam. Akumulasi curah hujan harian di satu provinsi bisa mencapai batas waspada, dan longsor seringkali datang tanpa ampun di lereng terjal. Warga diimbau memantau debit sungai sungai kecil di dekat rumah—karena sungai besar yang tenang boleh jadi hanya menunggu aliran tambahan menenggelamkan bantaran. Untuk informasi lebih rinci hingga level kecamatan atau desa, masyarakat dapat mengakses situs resmi BMKG atau aplikasi InfoBMKG, agar tak ada lagi warga yang terjebak basah sampai lutut di jalan kampung tanpa peringatan.